cara membuat adukan plesteran

ProsesCara Membuat Bata Ringan / Hebel : Sifat adukan juga tampak berubah menjadi homogen dan massa jenisnya pun sesuai perencanaan yakni berkisar antara 1,8-2,2 kg/liter. Jikalu massa jenis adukan hebel tersebut belum sesuai, Anda bisa menambahkan air seperlunya. Penerapan plesteran semen cukup setebal 2,5 cm. Kemusianisi celah dengan adukan semen dan pasir dengan perbandingan 1:5. Biarkan tambalan plesteran kering kurang lebih tiga hari. Setelah kering, rapikan plesteran dengan acian putih. Cara ini akan membuat retakan saluran pipa tidak kembali lagi. Hiasan dinding ruangan aman Anda dipasang kembali. (baca: Cara Membuat Hiasan Dinding SyaratPlesteran Dinding. cara hitung finish siar pasangan batu kali Pemasok dan. Analisa pekerjaan plesteran – Adhiyus Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pasangan Batu Kali PDF Download June 2nd, 2018 - Analisa Pekerjaan Plesteran Ilmusipilcom Tukang Batu 0 150 Oh Membuat 1 M2 Finishing Siar' 'Sultan Khalid ANALISA SNI istalastu blogspot com TipsCara Memperbaiki Plesteran Rontok. Plesteran kembali dengan membuat adukan semen menggunakan perbandingan standar campuran semen, pasir dan air. Untuk meningkatkan kualitas plesteran dan meningkatkan daya lekatnya, campurkan air yang akan digunakan dengan cairan Super Cement dengan perbandingan Super Cement : air = 1:5, aduk Buatadukan untuk plesteran sesuai dengan perbandingan material yang direncanakan. 4. Pasang benang untuk menentukan ketegakan horizontal dan vertikal untuk keperluan penggunaan caplakan atau kepalaan plesteran dan Site De Rencontre Qui Accepte Paypal. Tidak banyak orang yang tahu bagaimana teknik plester dinding yang benar. Padahal, teknik pemlesteran sangat penting untuk menciptakan kualitas dinding yang kuat dan anti rembes. Jauh sebelum sibuk memilih warna dinding, plester dan pengacian adalah dua pekerjaan yang amat penting. Tidak bisa dianggap sebagai selingan saja, karena justru dua pekerjaan ini adalah kunci seberapa berkualitasnya dinding yang dibangun nantinya. Di artikel kali ini kita akan khusus membahas tentang teknik plester dinding yang semoga saja bermanfaat untuk Anda yang belum tahu. Jika masih ada ruang, kami juga akan melanjutkannya dengan sedikit informasi tentang teknik pengacian. Yuk mari kita bahas pelan-pelan teknik teknik plester dinding yang biasa dilakukan para tukang bangunan profesional. Pengertian Pemlesteran dan Perlakuannya pada Dinding Memplester adalah pekerjaan merekatkan adukan semen ke atas permukaan dinding agar rata dan siap dilakukan tahap aci hingga pengecatan. Bahan yang digunakan untuk memplester dinding adalah mortar plesteran yang terbuat dari campuran semen, kemudian pasir, dan air secukupnya. Dari segi konstruksi, penerapan plester akan meningkatkan kekuatan dinding dan melindunginya dari kemungkinan buruk. teknik plester dinding menggunakan adonan semen dan pasir – Tujuan utama memplester dinding adalah membuat permukaannya lebih rapi, bersih, dan indah. Plester ini juga dapat meningkatkan kekuatan dinding dan menyembunyikan kecacatan yang mungkin saja ada di atas permukaan tembok. Dengan dilakukannya plester, permukaan dinding juga tidak cepat kotor, mudah dicat, dan dibersihkan. Alat dan Bahan, Tahapan Serta Teknik Plester Dinding yang Benar Berdasarkan bahan penyusun adukannya, plester dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu plester semen, plester kapur, dan plester tanah liat. Plester semen dibuat dengan mencampur semen dan pasir memakai perbandingan 13, 14, atau 15. Plester kapur adalah plester dari bahan kapur dan pasir, dimana kapur yang dipakai sudah diolah terlebih dahulu. Sedangkan plester tanah liat sesuai namanya berasal dari tanah liat yang dicampur dengan jerami atau kotoran sapi. Plester tanah liat ini cukup jarang karena biasanya hanya diaplikasikan pada rumah-rumah tradisional. teknik plester dinding dengan membuat kepala plester terlbih dahulu untuk acuan ketebalan – Alat dan Bahan Plester Alat dan bahan yang perlu disiapkan untuk melakukan pengerjaan plesteran dinding adalah 1. Semen2. Pasir3. Air4. Triplek5. Kawat kecil opsional6. Benang7. Roskam8. Jidar9. Meteran10. Ember11. Cetok12. Tangga Jika semua alat dan bahan sudahr ready, selanjutnya baru lanjutkan ke tahap pengerjaan. Tahapan dan Teknik Plester Dinding Standar Berikut ini beberapa tahapan plesteran dinding dan teknik plester dinding yang benar 1. Membuat kepala plester Pertama, sebelum memulai pemlesteran, Anda harus membuat semacam kepala plester untuk memudahkan pemerataan adonan plester. Caranya, bersihkan dulu seluruh area permukaan tembok yang akan diplester. Jika pengerjaan dilakukan saat musim kemarau, atau posisi terlalu kering, disarankan agar dinding disirami terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar proses penempelan adukan pasir dan semen tidak terlalu cepat kering dan menempel dengan baik. Sebab jika adukan semen terlalu cepat kering, plesteran akan banyak mengalami keretakan. 2. Memberi pembatas dengan benang Buatlah patokan ketebalan yang dipasang secara vertikal sebagai acuan pemlesteran sedikit demi sedikit nantinya. Pakulah dinding bagian atas dan gantungkan lot dengan jarak +-3 cm dari dinding. Usahakan benang rata dengan ujung paku. Ulangi lagi cara tersebut, tapi sekarang ke bagian sudut yang lain, tujuannya untuk menentukan kerataan bidang secara horisontal. Usahakan juga ketebalan sama dengan sudut yang satunya. Ikatkan benang ke paku pertama dan tarik ke paku yang ada di sudut lainnya. Buatlah titik paku lagi tanpa melepas benang, dengan jarak kira kira per 1 meter. Jangan lupa hubungkan juga bagian bawah, dan buat titik-titik paku seperti langkah sebelumnya. Setelah ketebalan titik paku selesai, kini langkah selanjutnya ialah menyelesaikan pembuuatan kepala plester tersebut dengan adonan plester. Lempar adukan segaris lurus dari paku atas sampai paku bawah selebar 5 cm. Gesekkan jidar dari paku atas ke paku bawah hingga tercetak dan membentuk seperti rel. Lakukan hal yang sama pada titik paku berikuttnya. Untuk hasil terbaik, biarkan kepala plester kering +- 1 hari atau waktu secukupnya saja. Baca juga Cara Membuat Plester Dinding yang Tepat untuk Rumah Anda 3. Meratakan Adonan Plester Hingga Tuntas Terakhir, setelah pembuatan kepala plester beres langkah selanjutnya adalah melakukan pemlesteran seluruh permukaan hingga selesai. Tahap pemlesteran seluruh permukaan dinding ini sebaiknya dilakukan secara langsung hingga selesai untuk satu bidang area tembok. Tujuannya agar tidak ada belang di satu sisi ada yang sudah kering lama ada yang masih baru. Jika pemlesteran hasilnya bagus maka pekerjaan selanjutnya yaitu pekerjaan acian dinding dijamin akan lebih mudah. Jadi, jangan pernah remehkan pekerjaan dan teknik plester dinding ini ya. Semoga bermanfaat. ls editted by RN21082021, 16/02/2022 by diminimalis Cara membuat plester dinding yang tepat sebeneranya mudah, terlebih bila Anda memiliki tukang yang sudah terpercaya dan berpengalaman. Tujuan utama memplester dinding adalah membuat permukaannya semakin rapi, bersih, dan indah. Plester juga dapat meningkatkan kekuatan dinding dan menyembunyikan kecacatan yang mungkin timbul. Dengan adanya plester, permukaan dinding juga tidak cepat kotor, mudah dicat, dan mudah dibersihkan. Cara membuat plester dinding rumah – Membuat plester dinding rumah meliputi beberapa tahapan, diantaranya mempersiapkan kondisi dinding yang akan diplester, membuat adonan semen yang pas dan mengaplikasikan ke dinding. Pastikan dinding yang akan diplester terpasang dengan posisi yang benar-benar tegak. Karena hal ini berpengaruh besar terhadap kuantitas adukan yang dibutuhkan, dimana dinding yang rapi lebih hemat dibandingkan dengan dinding yang bergelombang. Dari segi konstruksi, penerapan plester akan meningkatkan kekuatan dinding dan melindunginya dari kondisi yang ekstrim. Plester dinding yang retak akibat kesalahan pada proses pengerjaannya – Cara membuat plester dinding – Buatlah adukan plesteran dari campuran pasir, semen, dan air dengan perbandingan sesuai spesifikasi bangunan yang ingin dibuat. Jangan lupa perhatikan pula contoh adukan yang disarankan pada kemasan sak semen. Penggunaan komposisi bahan bangunan yang tepat akan menghasilkan adukan plester yang memiliki kualitas tinggi. Sebelum proses pemlesteran dinding dimulai, anda bisa membasahi dinding menggunakan air secukupnya agar kondisinya menjadi jenuh. Dengan begini, adukan plester pun menjadi lebih mudah menempel pada permukaan dinding. Perbandingan komposisi adukan semen pasir dalam seluruh ruangan tak semuanya sama. Komposisi semen dan pasir untuk kamar mandi 1 3 s/d 1 5, sedangkan perbandingan semen dan pasir untuk plesteran dinding adalah 1 5 s/d 1 7. Sebelum memplester seluruh bagian dinding, yang harus dilakukan adalah membuat kepala plester terlebih dahulu. Kemudian tunggu hingga kepala plesteran mengeras, minimum 1 hari setelah pembuatan kepala. Mengerjakan pekerjaan kepala plesteran sebaiknya dilakukan secara menyeluruh agar pengerasannya sempurna. Setelah kepala plesteran keras, kemudian siapkan dinding yang akan diplester dengan cara membentangkan benang yang dibanduli lot secara tegak vertikal. Benang ini ditujukan untuk membatasi ruang kerja di dinding sehingga kita bisa fokus pada satu bidang dalam suatu waktu. Ketebalan yang dianjurkan sekitar 1,5-3 cm dengan tetap memperhatikan faktor rata dan tegaknya benang ini. Langkah di atas bisa diulangi sampai seluruh dinding batu bata yang sudah dibangun tertutupi oleh plester. Dalam membentangkan benang sebagai pembatas ruang kerja, Anda sebaiknya mengambil lebar antara 1 hingga 1,5 meter supaya pemlesteran bisa tetap fokus. Sementara untuk memastikan permukaan plester benar-benar rata, selalu gunakan jidar dengan teratur. Hindari bekerja secara terburu-buru karena pasti akan menghasilkan kualitas plester yang buruk. Demikian penjelasan dan uraian kami tentang cara membuat plester dinding untuk rumah minimalis Anda. Anda juga bisa membaca artikel kami tentang cara mencegah dinding dari kerusakan di bawah ini, semoga bermanfaat. ls, Editted 13/01/2022 by diminimalis Baca juga Mencegah dinding dari kerusakan agar tetap kokoh dan melindungi Sama halnya dengan dunia fashion, kita mengenal banyak sekali gaya atau style yang bisa diaplikasikan dalam konstrksi bangunan. Salah satu yang masih booming hingga saat ini adalah pengaplikasian lantai semen atau beton ekspose. Jenis lantai yang satu ini biasanya dipilih oleh orang yang ingin menggunakan gaya vintage, tradisional, klasik ataupun industrial untuk rumahnya. Sebenarnya lantai beton ekspose ini sempat hits beberapa waktu lalu, tapi kemudian tersingkir karena ada material baru yang lebih menarik. Kini, lantai beton ekspose berhasil menjadi primadona kembali bagi banyak orang. Nah, kali ini kita akan membagikan beberapa cara membuat plesteran lantai beton ekspose untuk Anda sebagai berikut Persiapkan Alat dan Bahan yang Dibutuhkan Lagkah pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan semua bahan dan alat yang dibutuhkan seperti semen, pasir, air, coating, meteran, kertas semen, ember, cetok, jidar, roskam, benang dan waterpass. Siapkan Area yang Akan Dilapisi Beton Langkah selanjutnya adalah dengan membersihkan area yang akan diplester. Kemudian Anda bisa membentangkan tali untuk membentuk bidang seluas sekian meter persegi. Pembuatan bidang ini dilakukan untuk mempermudah proses plesteran. Buat Adukan Pembentuk Lantai Adukan untuk plesteran lantai beton ini terdiri dari semen dan pasir. Anda bisa menggunakan perbandingan 12 atau 13. Jangan lupa untuk menambahkan air untuk mencampur adukan. Aplikasikan Plesteran Lantai Selanjutnya, Anda bisa menyiram area tanah yang akan diplester agar adukan lebih mudah merekat. Tuangkan adukan beton ke empat sudut bidang yang sudah dibentuk di poin kedua tadi. Ratakan permukaannya dengan memenuhi anjuran ketebalan plester mencapai 5-10 cm. setelah sudut bidang tertutupi adukan, maka selanjutnya tuang adukan beton ke sepanjang tali bidang. Pastikan permukaan plesteran sudah rata sebelum Anda menuang adukan ke bagian tengah bidang yang masih kosong tadi. Ulangi langkah ini untuk mengaplikasikan adukan beton ke seluruh area yang akan dilantai. Dari poin ini , maka sudah terbentuk lantai beton dengan permukaan bertekstur kasar Lakukan Proses Pengacian Setelah lantai agak kering, maka Anda bisa memulai proses pengacian. Caranya mudah, oleskan semen yang sudah diencerkan ke permukaan lantai secara merata laluhaluskan dengan kertas sak semen. Ingat, ketebalan acian idealnya antara 2-3 mm saja. Tunggu Lantai Mengering Setelah proses pengacian selesai, maka lantai beton ekspose Anda sudah selesai dikerjakan. Tinggal menunggu lantai kering sepennuhnya. Biasanya proses pengeringan ini memakan waktu sekitar 1 minggu saja. Rajin-rajinlah untuk mengelap lantai selama proses pengeringan karena kandungan air dalam lantai akan terus menerus dikeluarkan hingga lantai kering sempurna. Setelah lantai beton ekspose mengering, maka Anda bisa mempercantik lantai beton lho. Pada dasarnya ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan seperti Memberikan variasi bentuk dan ukuran seperti pola zig zag atau diagonal, selang seling hingga pola tak beraturan. Memberikan variasi pengisi nat celah mengguakan kaca bening, material logam tertentu, batu koral, kayu alami hingga batu merah. Membuat warna lantai lebih gelap Memoles lantai agar lebih mengkilap Menghias lantai dengan lukisan Cara-cara yang disebutkan ini akan membuat lantai terlihat lebih cantik dan menawan. Anda bisa menyesuaikan cara mana yang terbaik dan cocok dengan konsep yang Anda usung untuk rumah Anda. Semoga informasi di atas bermanfaat untuk Anda.. Salah satu tahapan memperindah sebuah bangunan baik rumah maupun gedung adalah plesteran. Istilah plesteran mungkin sudah sering kamu dengar, bahkan mungkin kamu sudah paham betul tentang fungsi dan cara pengerjaannya. Plesteran sangat identik dengan dinding atau tembok, lantai, saluran air, dan dapat diartikan sebagai pelapis baik itu lantai atau dinding tembok dengan adonan semen, air dan pasir. Berikut ini kami paparkan mengenai jenis-jenis plesteran dan metode melakukan pekerjaan plesteran dinding agar menghasilkan plesteran yang indah, rapi, dan rata. Via Definisi Plesteran Plesteran adalah tahapan dalam pekerjaan konstruksi batu dan beton dengan menempatkan atau merekatkan bahan adukan berupa campuran semen, pasir dan air terhadap suatu bidang kasar yang bertujuan membuat permukaan suatu bidang menjadi halus dan rata sehingga memberikan kesan rapi dan indah untuk dilihat. Dalam pengertian lain, plesteran adalah lapisan penutup permukaan dinding dari pasangan bata merah, bata ringan hebel atau batako sebelum acian dilakukan. Pekerjaan plesteran merupakan tahap akhir dari sebuah pekerjaan proyek konstruksi dengan menutup pasangan batu bata, batako, atau pun bata ringan dan beton dengan adukan plester sehingga akan diperoleh Bidang muka tembok yang rata dan halus Bidang muka tembok yang lurus dan vertikal tegak Bidang muka tembok yang sewarrna tidak kelihatan kelainan warna dari bata, dan adukan Tambahan kekuatan tembok Fungsi dan Tujuan Plesteran Plesteran ini berfungsi sebagai perata permukaan, memperindah dan memperkedap dinding. Berikut ini fungsi plesteran yang lainnya Pekerjaan plesteran dinding dilakukan untuk mendapatkan kekuatan tambahan pada struktur dinding; Plesteran dilakukan untuk memperlihatkan kerapihan dan keindahan pada suatu permukaan dinding. Plesteran secara konstruktif ditujukan untuk melindungi bidang dari cuaca seperti hujan, panas dan lainnya. Sedangkan tujuan pekerjaan plesteran dinding diantaranya adalah Membuat permukaan sebuah dinding lebih rapi, lebih bersih dan juga keindahan eksterior suatu bangunan Melindungi permukaan dari pengaruh cuaca dan iklim Menutupi kerusakan-kerusakan dinding atau bidang yang ditutupi Menutupi kualitas bahan yang kurang baik pada pasangan bata Mempermudah proses pengecatan pada dinding Untuk memudahkan proses pembersihan pada dinding dari debu yang langsung menempel pada pasangan batu bata tanpa plesteran. Jenis-jenis Plesteran Secara umum jenis plesteran dibagi menjadi 3, yaitu Plesteran kasar, yaitu plesteran yang dibuat bertekstur kasar untuk jenis pekerjaan pondasi. Plesteran setengah halus, yaitu jenis plesteran yang biasanya digunakan untuk pekerjaan kamar mandi, lantai dan lapangan olahraga. Plesteran halus, yaitu plesteran yang dibuat bertekstur halus sebagai plesteran dinding atau lantai. Berdasarkan bahan yang digunakan, plesteran dibagi menjadi 3 jenis, yaitu 1. Plester semen atau mortar Semen Bahan yang digunakan dalam plesteran ini adalah adukan antara pasir dengan semen sehingga sering disebut dengan plesteran semen mortar semen. Perbandingan campuran pasir dengan semen pada jenis ini yang sering dipakai adalah 1 semen 3 pasir 1 semen 4 pasir 1 semen 5 pasir Terlebih dahulu campuran adukan dibuat dengan mencampur pasir dan semen sesuai komposisi, dicampur secara merata. Kemudian, diaduk dengan air sesuai dengan kekenyalan yang dibutuhkan. Volume air yang dicampurkan ke dalam adonan tidak boleh terlalu banyak karena dapat menyebabkan adonan plesteran menjadi cair sehingga sulit ditempelkan ke dinding. Sebaliknya, jika volume air yang dicampurkan terlalu sedikit, plesteran akan terlihat kering dan sangat sukar untuk menempel ke dinding. Waktu maksimum pemakaian dari plesteran jenis ini yang baik adalah maksimal 30 menit setelah pengadukan campuran. 2. Plester kapur Plesteran kapur mortar kapur merupakan pelsteran yang terbuat dari bahan kapur sebagai campuran dalam pembuatan adukannya. Perbandingan komposisinya adalah 1 kapur 1 pasir. Jenis plesteran yang satu ini sangat jarang digunakan. Plesteran kapur umumnya dapat ditemukan di daerah tertentu yang banyak terdapat bahan kapur. Sebagai bahan adukan mortar untuk plesteran, penggunaan kapur harus mengikuti syarat teknis seperti berikut ini Ukuran butiran kapur haruslah seragam. Secara fisik kapur yang digunakan sebagai plesteran harus bersih dari unsur/kandungan lainnya, tidak berbutir tajam dan tidak tercampur oleh zat kimiawi lainnya. Pilih kapur yang berkualitas baik, yaitu kapur yang yang berlemak dan tidak banyak mengandung serpihan. Kapur yang kurang berlemak dan banyak mengandung serpihan bisa menyebabkan permukaan plesteran cepat rusak, kusam dan juga dapat menimbulkan retakan-retakan. Untuk memperkuat ikatan plesteran, pleseteran berbahan kapur ini harus ditambahkan semen. Pencampuran semen pada plesteran kapur harus menggunakan air yang bersih. 3. Plester tanah liat Plesteran dengan bahan tanah liat sering digunakan untuk rumah-rumah tradisional zaman dulu, bahkan di daerah tertentu masih ada yang menggunakannya hingga saat ini. Pembuatan plesteran tanah liat tidak jauh beda dengan bagaimana mengolah tanah liat menjadi batu bata. Dalam proses pembuatan plesteran ini, tanah liat dicampur dengan jerami yang sudah dihaluskan. Di daerah tertentu, plesteran tanah liat juga dicampur dengan kotoran sapi. Proses pengerjaan pencampuran dilakuan dengan mengadukan secara basah antara tanah liat dengan jerami halus atau kotoran sapi. Kemudian, selama tujuh hari adukan dibiarkan secara terbuka dan disiram secara berkala. Jika jadwal pelaksanaan pemlesteran telah tiba, plesteran adukan diambil dan kemudian dicampur dengan air sesuai dengan kekenyalan, kelekatan dan keliatan yang diinginkan. Sedangkan berdasarkan fungsi dari plesteran, pleseteran dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu 1. Plesteran kedap air Plesteran kedap air digunakan untuk lokasi pekerjaan konstruksinya yang berhubungan langsung dengan air, misalnya dinding kamar mandi, tempat cuci piring, plesteran dinding dan lantai kolam, dan saluran air. Perbandingan campuran pondasi kedap air adalah 1 semen 3 pasir. 2. Plesteran non kedap air Plesteran non kedap air digunakan untuk lokasi pekerjaan konstruksi yang tidak berhubungan langsung dengan air, misalnya plesteran dinding dalam rumah dan lantai rumah. Komposisi Campuran Plesteran Perbandingan komposisi campuran untuk sebuah plesteran tergantung pada ketebalan yang diinginkan ketika ditempelkan ke tembok atau lantai. Berikut ini perbandingan campuran plesteran dinding ataupun lantai yang bisa digunakan oleh tukang 1. Plesteran 1 semen 4 pasir, tebal 15 mm Ketebalan plesteran yang umum digunakan untuk rumah tinggal adalah 15 mm. Sesuai dengan peraturan SNI 2837- 2008, perbandingan campuran plesteran adalah 1 semen 4 pasir seluas 1 m² membutuhkan semen 6,24 kg dan pasir 0,024 m³. Contoh perhitungan Jika diketahui dinding dengan panjang 10 m dan tinggi 5 m Maka, Luas dinding 10 x 5 = 50 m² Satu sak semen 50 kg Volume semen 6,24 x 50 = 312 kg = 312/50 = 6,24 semen ≈ 7 sak semen Volume pasir x 50 = 1,2 m³ 2. Plesteran 1 semen 5 pasir, tebal 15 mm Plesteran dengan perbandingan 1 semen 5 pasir dalam 1 m² membutuhkan semen 5,18 kg dan pasir 0,026 m³ sesuai dengan SNI 2837-2008. Contoh perhitungan Jika diketahui dinding dengan panjang 10 m dan tinggi 5 m Maka, Luas dinding 10 x 5 = 50 m² Satu sak semen 50 kg Volume semen 5,18 x 50 = 259 kg = 259/50 = 5,18 ≈ 6 sak semen Volume passir x 50 = 1,3 m³ 3. Plesteran 1 semen 6 pasir, tebal 15 mm Menurut SNI 2837-2008, untuk mengerjakan plesteran seluas 1 m², dibutuhkan semen sebanyak 4,42 kg dan pasir 0,027 m³. Contoh perhitungan Jika diketahui dinding dengan panjang 10 m dan tinggi 5 m Maka, Luas dinding 10 x 5 = 50 m² Satu sak semen 50 kg Volume semen 4,42 x 50 = 221 kg = 221/50 = 4,42 ≈ 5 sak semen Volume pasir 0,027 x 50 = 1,35 m³ Langkah-langkah Pekerjaan Plester Pekerjaan plesteran merupakan pekerjaan yang relatif mudah, namun memerlukan keahlian dan jam terbang yang cukup tinggi bagi seorang tukang agar mampu menghasilkan pekerjaan plesteran yang baik, rata dan rapi. Pada pekerjaan plesteran tembok atau dinding pada suatu bangunan perumahan biasanya harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya adalah Permukaan plesteran harus horizontal dan vertikal. Ukuran ketebalan plesteran untuk dinding bangunan perumahan adalah 11 mm sampai 16 mm. Tidak mengalami retakan-retakan pada plesteran. Dalam pengerjaannya pelaksanaan pekerjaan plesteran dapat dibagi menjadi 3 lapis, yaitu 1. Lapis pertama Lapisan yang pertama ini dilakukan dengan ukuran tebal 3 mm, dari campuran semen dan pasir yang encer. Lapis pertama ini berfungsi untuk menyeragamkan permukaan dinding, pelekatan badan plesteran dan mengurangi penyusutan. 2. Lapis kedua Lapisan kedua ini juga biasa disebut dengan badan plesteran yang memiliki ketebalan 6-10 mm. Lapisan kedua ini berfungsi untuk mengatur kerataan permukaan dinding 3. Lapis ketiga Lapisan yang terakhir ini terbuat dari pasta semen dengan ukuran ketebalab 2 mm. Adonan untuk lapis ketiga ini dapat juga ditambah dengan pasir halus. Lapisan ini berfungsi sebagai penghalus permukaan dan pelindung dinding atau tembok dari pengaruh cuaca. Pekerjaan plesteran dari lapis pertama hingga lapis ketiga di atas memiliki tenggang waktu. Tenggang waktu antar lapisan harus diberikan sampai lapisan sebelumnya cukup keras dan stabil,terutama untuk lapisan badan lapis kedua. Berikut ini adalah cara atau metode pelaksanaan pekerjaan plesteran dinding yang baik 1. Metode pertama Memasang dinding batu bata, bata ringan, atau batako agar kedudukan plesteran itu ada. Diamkan minimal selama 1 hari Menyiram permukaan dinding dengan air sampai basah atau rata-rata dalam kondisi jenuh air Membuat adukan plesteran sesuai dengan perbandingan material yang direncanakan Menentukan tebal plesteran dengan menancapkan paku maksimal panjang 2 inch 5 cm pada permukaan dinding tersebut. Kaitkan benang pada paku ke paku untuk menentukan horizontal dan vertikalnya bidang yang akan diplester dengan melihat permukaan. Memulai plesteran dengan alur paku yang terikat benang tersebut. Diamkan selama 1 hari Menentukan letak instalasi mekanikal elektrikal ME yang dibenamkan ke dalam plesteran. Sebelum memulai memplaster, pastikan instalasi sudah terpasang semua agar tidak terjadi pekerjaan bongkar pasang di kemudian hari. Menggunakan sendok spesi dan ruskam saat pemlesteran dinding dan lantai. Langkah terakhir, cek kerataanya secara vertikal dan horizontal dengan menggunakan alat jidar. Lakukan perawatan dengan menyiramkan air selama kurang lebih 7 hari agar dinding tidak mengalami retak-retak dan kusam. 2. Metode kedua Menyiapkan bahan dan peralatan seperti sendok spesi, ruskam, alat jidar, semen, pasir, air, dan lainnya. Merencanakan dan menentukan komposisi campuran untuk setiap lapisan berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan Membasahi permukaan dinding secara merata Melemparkan plesteran dengan menggunakan sendok spesi kebidang yang akan diplester Ratakan permukaan dengan ruskam Jika terdapat lubang-lubang, lakukan pengisian kembali dengan adukan. Padatkan tanpa melempar dan ratakan dengan ruskam lagi Melakukan finishing terakhir dengan meratakan permukaan plesteran secara skala besar. Gunakan jidar dalam proses ini. 3. Metode ketiga Pertama, lakukan penyiraman atau curing pada permukaan dinding bata atau bidang yang akan diplester untuk menghindari kemungkinan keretakan. Membuat adukan untuk plesteran. Membuat kepala plesteran kelabangan dengan ketebalan sekitar 1 m dan lebar 5 cm menggunakan unting-unting bandul yang nantinya dapat mempermudah penjidaran atau pemerataan plester Biarkan selama 1 hari. Melekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding kemudian ratakan dengan ruskam, kemudian ratakan dengan rol perata. Meratakan plesteran dengan acuan kepala yang telah dibuat. Demikianlah ulasan mengenai plesteran dinding, jenis-jenisnya dan metode pengerjaannya. Semoga bermanfaat. Plesteran adalah lapisan yang digunakan untuk menutupi suatu bidang bangunan agar tingkat kekuatannya lebih kokoh. Bisa dibilang tahapan plesteran dinding merupakan landasan utama untuk untuk mencapai finishing dinding yang baik. Memplester berarti melapisi suatu bidang bangunan menggunakan adukan dari campuran semen, pasir, dan air. Dengan mengaplikasikan plesteran, suatu bidang bangunan akan terlihat lebih rapi. Tidak hanya dinding, plesteran juga bisa diaplikasikan pada struktur plafon dan lantai bangunan. Diperlukan tata cara yang tepat untuk membuat plester dinding berkualitas. Salah dalam mengaplikasikannya, bisa berakibat dinding mengalami retak rambut atau rentan dirembesi air. Bagaimana membuat plesteran dinding yang benar?, kali ini Diminimalis akan mengulas untuk Anda tentang tahapan plesteran dinding yang tepat dan berkualitas. Pemlesteran merupakan bagian dari finishing untuk memperkuat dinding – dari Setiap Tahapan Plesteran Dinding Tujuan utama memplester dinding adalah membuat permukaannya semakin rapi, bersih, dan indah. Plester juga dapat meningkatkan kekuatan dinding dan menyembunyikan kecacatan yang mungkin timbul. Dengan adanya plester, permukaan dinding tidak akan cepat kotor, mudah dicat, dan mudah dibersihkan. Fungsi plester dinding Adapun fungsi-fungsi dari plesteran dinding antara lain • Meningkatkan kekuatan struktur bidang bangunan • Meratakan permukaan suatu bidang bangunan • Melindungi struktur bangunan dari cuaca yang ekstrim • Melindungi permukaan dinding agar tidak mudah lapuk akibat pengaruh cuaca • Melindungi dinding dari rembesan air yang berasal dari sisi luar dinding saat turun hujan • Untuk memperkuat dan meratakan permukaan dinding Tahapan Plesteran Dinding dari Mulai Persiapan Hingga Finishing Berikut ini tahap-tahap plesteran dinding mulai dari persiapan alat hingga eksekusi. Persiapan alat Tahapan plesteran dinding paling awal adalah mempersiapkan beberapa peralan terkait teknis pekerjaan plesteran dinding, diantaranya yaitu. BenangMeteranPakuPaluRoskamJidarCetokPersiapan dinding Permukaan dinding yang akan diplester harus dipersiapkan terlebih dahulu, terutama bila dinding itu kotor disebabkan oleh debu atau lumut. Permukaan dinding yang demikian harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cara disikat atau bila perlu dikorek. Kotoran di dinding yang tidak dibersihkan, dapat mengurangi kualitas daya rekat plesteran terhadap dinding. Dinding yang sudah bersih akan memperlancar proses pemlesteran dan hasilnya pun akan maksimal. Anda juga perlu mengupas sisa-sisa adukan yang menonjol pada dinding. Kemudian periksa pemasangan instalasi listrik yang tertanam dalam dinding. Pastikan bahwa instalasi tersebut sudah selesai dikerjakan dengan benar dan telah dilakukan pengetesan. Teknis pengerjaan Pemasangan benang Buatlah patokan ketebalan yang dipasang vertikal sebagai acuan pemlesteran nantinya. Paku dinding bagian atas dan gantungkan lot dengan jarak +-3 cm dari dinding. Dua Paku ditanam pada ujung bawah dinding, dan 2 paku di bagian atas dinding. Ikatkan benang ke paku pertama dan tarik ke paku yang ada di sudut lainnya. Buatlah titik paku lagi tanpa melepas benang, dengan jarak kira kira per 1 meter. Jangan lupa hubungkan juga bagian bawah, dan buat titik-titik paku seperti langkah sebelumnya. Kemudian aturlah agar benang rata dengan ujung paku. Pemasangan benang ini bertujuan untuk menyetel ketebalan plester yang akan diaplikasikan nantinya. Membuat adukan Sebelum membuat adukan, Anda perlu mempersiapkan bahan dan alatnya, yaitu Semen, pasir, air, ember dan cangkul. Buatlah adukan plesteran dari campuran pasir, semen, dan air dengan perbandingan sesuai spesifikasi bangunan yang ingin dibuat, karena perbandingan komposisi adukan tiap ruangan tak semuanya sama. Misalnya komposisi semen dan pasir untuk kamar mandi 1 3 s/d 1 5, sedangkan perbandingan semen dan pasir untuk plesteran dinding di ruangan lain adalah 1 5 s/d 1 7. Tanpa membedakan kompsisi adukan ini, hasil plesteran dinding ruangan rumah minimalis Anda tidak akan maksimal dan mudah rusak. Membuat kepala plesteran Kepala plesteran sering juga disebut dengan kelabangan. Fungsi dari kepala plesteran adalah untuk mempermudah penjidaran atau pemerataan plester. Yang dimaksud kepala plester adalah plester awal yang memanjang vertikal dari bawah hingga atas pada dinding sebelum diplester seluruhnya. Kepala plesteran sangat penting dikerjakan dengan benar, mulai dari ketebalan, rata samping, dan tegak lurusnya untuk menghasilkan plesteran yang baik. Anda bisa membuat kepala plesteran menggunakan adukan berukuran 10 cm x 10 cm, mulai dari bagian atas, tengah hingga bagian bawah. Ikuti jalur benang lot, dan butlah kepala plesteran dengan ketebalan antara 1 cm sampai dengan 2 cm. Untuk membuat kepala plesteran, lempar adukan segaris lurus dari paku atas sampai paku bawah hingga menjadi seperti polisi tidur. Usahakan hingga menempel di dinding dengan lebar 5 cm. Gesekkan jidar dari paku atas ke paku bawah hingga tercetak dan membentuk seperti rel. Lakukan hal yang sama pada titik paku berikuttnya. Mengerjakan pekerjaan kepala plesteran sebaiknya dilakukan secara menyeluruh agar pengerasannya sempurna. Memplester seluruh area dinding pemlesteran dinding setekah kepala plester kering – Setelah Anda membuat kepala plesteran, Anda perlu mendiamkannya selama 1-3 hari hingga kering. Hal ini perlu dilakuakan, agar dinding memiliki konstruksi lapisan yang kuat. Setelah kepala plesteran kering, Anda baru bisa memplester seluruh permukaan dinding dengan patokan kelabangan yang sudah di buat sebelumnya. Akibat salah dalam proses membuat plesteran Sebagaimana yang telah kami sampaikan di atas, memplester dinding tidak boleh asal-asalan, karena kesalahan kecil saat memplester dinding, dapat berakibat fatal pada jangka panjang. Banyak hal buruk yang akan terjadi, bila pemlesteran dinding tidak dilakukan dengan benar, misal dinding mengalami retak, air dari luar merembes masuk ke dalam rumah, hingga acian dinding rusak karena plesteran yang rapuh. Demikian ulasan kami tentang tahapan plesteran dinding yang tepat. Semoga dengan menerapkan tahapan tersebut, Anda dapat membuat plester dinding yang kuat dan tahan dari rembesan air maupun retak dinding di kemudian hari. ls -editted by RN25032019

cara membuat adukan plesteran